Penjara Jiwa

Mataku belalak menatap langit ruang jiwaku
Rebah diriku di lantai ruang jiwaku
Ku tak bergerak, keinginan itu tidak ada
Ku hanyut dalam ketenangan, kekosongan
kU hanya mendengar suara kipas angin menderu halus,
Suara jam berdetik, seolah mengikuti irama jantungku
Ku tak berdaya, kemana engkau hai jiwaku
Kemana engkau pikiran dan keinginan
Hanya kehampaan yang engkau sisakan
Jemu menghampiri aku
Ku tak tahu apa yang ku mau
Siapa yang dapat memberitahu ku
Apa yang ku mau?

Wanita Dibawah Bulan Sabit

Di bawah sinar bulan sabit,
ku lihat duduk seorang wanita tua
Raut wajah yang telah berkerut, memancarkan kesepian
Kesepian hidup seorang diri.

Suara anjing menggonggong
Jangkrik yang mengirik
Suara daun yang ditiup angin
Itulah yang menjadi penghiburan hatinya

Kemana suamimu, Ibu?
Dia telah pergi….
Kemana anak-anakmu, Ibu?
Mereka telah dewasa dan pergi ke kehidupannya
Aku tak berdaya memanggil mereka
Biarlah mereka datang dan pergi sekehendak mereka

Wanita tua itu mau tak mau harus kuat
Tiada pilihan lain selain harus tegar
Untuk bertahan dan meneruskan hidup
Sampai Yang MahaKuasa memanggilnya pulang

Akankah ku menjadi serupa dengan wanita tua itu
Bila ku telah menjadi tua dan sendiri
Maka ku datang dan menemaninya
Meski tiada kata yang dapat kuucapkan
Untuk menghibur hatinya yang pedih dan sepi ini.

Aku tak ingin menjadi sepi seperti ini

Jenny, June 28, 2009

How to listen/look at music/art

Saat ini perkembangan seni di Jakarta mulai menampakan adanya kemajuan. Salah satu f aktor adalah mulai munculnya minat masyarakat terhadap seni yang serius, seperti seni musik, seni lukis, seni pahat, seni tari, seni drama dll. Bagi kaum generasi muda, hal ini juga adalah positif, dimana mereka dapat belajar untuk berkreasi, menambah wawasan apresiasi dan pengetahuan. Maka saat ini di Jakarta banyak diadakan berbagai festival dan pameran oleh berbagai lembaga, maupun gedung pertunjukan.

Disini saya ingin berbagi tips untuk orang awam (orang yang berpendidikan khusus seni) bagaimana kita menilai atau menikmati suatu karya. Tips ini saya kutip dari buku The Book Of Art vol. 10 karya Bernard Myers

1. Carilah tentang tema, masalah, subject, atau karya apa dan siapa yang diungkapkan atau dipertunjukan.

2. Perhatikan kemampuan teknik yang digunakan. Bila belum tahu, pelajari dulu, bertanya pada orang yang lebih mengerti, atau sering-seringlah datang ke tempat pertunjukan.

3. Temukanlah maksud terdalam dari pengungkapan maksud terdalam dari sang artis.

4. Perhatikanlah perasaan dan emosi apa yang dikeluarkan.

Demikianlah sedikit tips yang kiranya bermanfaat bagi kita, ketika kita menghadiri suatu pertunjukan. Kita bisa menikmati sedalam-dalamnya karya-karya yang dipersembahkan.

Gay dan Lesbian

Tadi pagi, saya melihat sebuat berita di salah satu televisi yang menayangkan cuplikan sebuah perayaan/ parade di Australia yang bernama Mardi Gras Parade.  Rupanya itu adalah sebuah perayaan para gaya dan lesbian. Yang cukup mengejutkan ialah bahwa itu dijadikan salah satu obyek wisata, dan peserta yang cukup banyak. Saya tidak tahu apakah semua yang ikut itu gay atau lesbian, tetapi jikalau bukan pastilah mereka itu adalah simpatisan gay dan lesbian.

Dalam mata saya, dunia saat ini sangat menyedihkan. Keadaan resesi yang susah, banyak bencana alam, ditambah lagi hidup manusia sendiri yang sudah sangat menyimpang dan tidak karuanan ini, jauh menyimpang dari yang natural yang ditetapkan yaitu pria seharusnya berpasangan dengan wanita,  jantan dengan betina.  Inilah hukum alam sejak dunia ini ada.

Apakah ada harapan untuk hidup manusia di muka bumi ini lagi yang sudah sangat  menyimpang ? Saya tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi dengan hidup manusia. Dan saya takut generasi yang selanjutnya yang pemikirannya tentu sudah akan terracuni oleh penyimpangan-penyimpangan yang ada ini.  Sungguh makin gelap dunia ini.

A Report of Teppei Kono Recital in Jakarta

On 16th Jan 2009 ago, I attended a recital given by a Japanese baritone from USA at Hotel Nikko Jakarta. Half of the audience were Japanese, cause actually as his father said in his openning speech that this was a family concert. When Teppei Kono was called, he stepped out to the stage, I was impressed by a tall posture, walking elegantly,  and a typical Japanese face. And when he began to sing the first song, I was stunned again by his warm, lyric and expressive voice.  I thought no wonder this guy can become a professional opera singer.

Two of the first part was Italian Arias :  Cosi, dunque tradisci by W.A.Mozart and Ah! rammenta, o belle Irene by G. Donizetti were carried so warmly and expressively from his warm lyric dramatic baritone. All the audience’s eyes were hipnotized by his performance.

Next after the concert arias were Lieder by Richard Strauss. I was surprised again by the choice of the  repertoire.   How he could jump from the expressive Italian songs to contrast ones of more calm and meditate lieders of Richard Strauss . That was quite a heavy task, but he carried the songs perfectly and beautifully. The songs were : Zueignung, Allerseelen, Ich trage meine Minne, Nacht, and Cacilie.

After the break, there were three operatic arias were sung. The first one was a very expressive Spanish style music, one of my favourite arias, Toreador from Carmen by G. Bizet. He sung very expressively and I think other audience would agree that this song gave enthusiast feeling and bravo to him. Next others were also quite interest ; Deh vieni, alla finestra from Don Giovanni by W.A.Mozart  and O du mein holder Abendstern from Tannhauser by R.Wagner.

The concert was ended by five beautiful Japanese Songs. I never heard Japanese art songs before, but that night gave me a deep impression on Japanese.  The songs were sung sensitively, beautifully, and very touchy. Even I didn’t understand the words, but with the way he sungs, he successfully carried the feeling and understanding of the songs. As the  encore, Kono sung a simple song, his family’s song, and accompanied himself with the piano. 

Of course I understand may be this was not his peak condition, because of the bad weather in Jakarta, I was satisfied with the concert. The wonderful voice, and the way he move from one mood to others like a journey, his clear expression, and warm personality, and good communication with audience,  which made the audience stunned to him all the time.  This would make  a memorable concert this early year 2009. 

Jakarta, 19 Jan 2009

Selamat Tahun Baru 2009

Kepada kawan-kawanku,

Kuucapkan selamat memasuki tahun 2009. Meski tidak tahu apakah tahun ini akan lebih baik atau tidak, namun kita harus tetap optimis menjalani hidup ini dan berserah penuh kepada Tuhan yang Maha Kuasa. Jika tahun ini lebih baik, kita tentu sangat bersyukur, jika tidak kita pun harus tetap bersyukur.

Maka dari itu, kuucapkan selamat menjalani tahun 2009. Mohon kiranya Tuhan terus memberkati kawan-kawan semuanya.

Jakarta, 15 Jan 2009

Hello Friends

Hai teman teman,

Salam jumpa dalam blog ku ini. Mungkin diantara teman-teman saya yang pertama kali menulis dalam sebuah blog. Sesuai dengan anjuran seorang teman, yang pasti anda bisa tebak siapa dia, dan untuk suatu keisengan yang serius, serius tapi juga keisengan, saya mencoba untuk memulai menulis. Meski saya tahu diri juga, sebenarnya saya tidak pandai menulis, tapi ya namanya mencoba dalam keisengan apa salahnya.  Selain dari pada itu, berharap ini bisa menjadi ajang komunikasi antar kita-kita, untuk lebih mempererat persahabatan, pertukaran pikiran, pengeluaran uneg-uneg ataupun kritik dll.

Ini adalah pengantara pertama dari pada blog ku ini. Maaf bila masih terjadi kekeliruan karena secara teknis saya masih belajar.

Salam hangat,

Jenny (Jo)